January 16, 2009

What is Sun-Tzu’s Strategy?

By: Gracia Paramitha

Keberadaan Sun Tzu

Secara harfiah, Sun Tzu berasal dari bahasa Mandarin kuno ”Sun Zi” , Sun ialah nama sebuah keluarga Cina, sedangkan Zi berarti penghargaan dan gelas tertinggi yang diberikan kepada sseorang yang terpelajar dan merujuk pada filsu. Jadi Sun Zi dapat didefinisikan sebagai : filsuf Sun. Sesuai dengan epistemologi, judul yang tertera dalam Sun Zi Bing Fa seharusnya bermakna filsafat militer, bukan The Art of War yang selama ini diterjemahkan Barat. Kata ”bing fa” dalam bahasa Cina kuno mengacu pada strategi dan metode untuk menyebarkan pasukan selama peperangan berlangsung. Sun Tzu atau lebih terkenal dengan sebutan Sun Zi ini bukanlah nama penulisnya. Sun Zi juga bukan seorang pendukung perang. Setidaknya, dari hal ini kita bisa mengerti bahswa telah terjadi perdebatan ataupun ketidaksamaan dalam menginterpretasi sebuah istilah, antara Timur dan Barat. Tentunya, dalam konteks ini kaum negeri Cina lebih diprioritaskan atau mendaat kesempatan besar dalam menelaah definisi sesungguhnya ”Sun Zi bing fa”.

Tak dapat dipungkiri bahwa Sun Tzu merupakan ajaran atau teori strategi, khususnya strategi militer yang paling klasik. Secara historis, Sun Tzu lahir pada tahun 400-320 SM, sekitar 100 tahun setelah kelahiran Konfusius (Kong Zi) dan Lao Tzu (Lao Zi), dua filsuf termashyur dari Cina. Secara jelas, abad tersebut sangat dipengaruhi suasana peperangan dahsyat, setidaknya telah terjadi 400 peperangan dalam kurun waktu 200 tahun lamanya. Sebuah zaman yang benar-benar dikuasai penuh oleh kekuatan militer dan menjadi transisi dari masyarakat budak menuju masyarakat feodal. Seorang tokoh hebat dari negeri Bambu ini sangat misterius dan telah terbukti sebagai teladan massal dalam berstrategi.

Negara Cina terkenal akan dinasti kerajaan yang saling bersaing, beradu untuk menjadi penguasa yang paling kuat. Berbagai kerajaan berusaha menghalalkan segala cara demi mendapat keuntungan mutlak dari pihak lawan, yang disertai dengan ilmu pengetahuan dalam strategi dan kepemimpinan.hal ini terus terjadi sampai pemerintahan jenderal Ch’i yang tak lain adalah Sun Tzu Ada lima kekuatan teruntegratif yang menjadi pondasi Sun Tzu dalam berpikir dan bertindak, di antaranya : Qi, Jin, Qin, Chu and Song. Kelima faktor tersebut meliputi:

a. Hukum moral (loyalitas atau komitmen) para prajurit yang siap mati.
b.Langit yang menunjukkan keadaan alam yang tidak bisa diubah, seperti siang-malam,panas-dingin.

c. Bumi yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, keadaan medan pertempuran yang dihadapi, kemungkinan hasil peperangan.

d. Pimpinan sebagai simbol karakter dan sifat dari teladan yang baik.

e. Metode dan Disiplin yang perlu dipahami dalam menyususun strategi perang dan konsekuensi dari pelaksanaan strategi tersebut.

Strategi Sun Tzu

Secara keseluruhan, Sun Tzu mengemukakan 36 strategi jitu yang sudah dibuat selama berabad-abad lamanya. Temuan strategis yang berhasil dibuat oleh Sun Tzu ialah:

BAB 1 STRATEGI UNTUK MENANG

Strategi 1: Perdaya Langit untuk melewati Samudera.

Strategi 2: Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao.

Strategi 3: Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.)

Strategi 4: Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga.

Strategi 5: Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merompak sebuah rumah yang terbakar.)

Strategi 6: Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.

BAB 2 STRATEGI BERHADAPAN DENGAN MUSUH

Strategi 7: Buatlah sesuatu untuk hal kosong.

Strategi 8: Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.) contoh: invasi Sekutu di Normandia dan muslihat Pas de Calais.

Strategi 9: Pantau api yang terbakar sepanjang sungai.

Strategi 10: Pisau tersarung dalam senyum.

Strategi 11: Pohon kecil berkorban untuk pohon besar.

Strategi 12: Mencuri kambing sepanjang perjalanan. (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing)

BAB 3 STRATEGI PENYERANGAN

Strategi 13: Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya. Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.

Strategi 14: Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.)

Strategi 15: Permainkan harimau untuk meninggalkan sarangnya.

Strategi 16: Pada saat menangkap, lepaslah satu orang.

Strategi 17: Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok.

Strategi 18: Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya.

BAB 4 STRATEGI KAOS

Strategi 19: Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.)

Strategi 20: Memancing di air keruh.

Strategi 21: Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.)

Strategi 22: Tutup pintu untuk menangkap pencuri.

Strategi 23: Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga.

Strategi 24: Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo.

BAB 5 STRATEGI PENDEKATAN

Strategy 25: Gantikan balok dengan kayu jelek.

Strategi 26: Lihat pada pohon marlberi dan ganggu ulatnya.

Strategi 27: Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan harimau. (Bergaya bodoh.)

Strategi 28: Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas. (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.)

Strategi 29: Hias pohon dengan bunga palsu.

Strategi 30: Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat.

BAB 6 STRATEGI KALAH

Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.)

Strategi 32: Kosongkan benteng. (Perangkap psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan perangkap.)

Strategi 33: Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.)

Strategi 34: Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.)

Strategi 35: Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu strategi.)

Strategi 36: ?

Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina: “Jika seluruhnya gagal, mundur” - Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan persatukan pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan.

Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!

Dari 36 strategi di atas, sebenarnya dapat disimpulkan menjadi 3 kunci utama dalam mempelajari Sun Tzu, yakni : kenali musuh anda, kenali diri sendiri, dan kenali medan perang yang digunakan. Untuk memerangi musuh haruslah disikapi dengan kebijaksanaan, bukanlah suatu pemkasaan semata. Sun Tzu yakin bahwa perjuangan militer tidak hanya sebuah kompetisi antara kekuasaan dan kekerasan, tetapi juga melibatkan sektor ekonomi, politik, dan diplomasi. Sseperti yang diutarakan oleh Sun Tzu : “War is a matter of vital importance to the state; a matter of life or death; the road either to survival or to ruin. Hence, it is imperative that it be studied thoroughly”.

Tingkat Kemenangan versi Sun Tzu

1. Menang tanpa bertempur atau berperang. Sun Tzu mengatakan, “Dalam perang, strategi terbaik adalah merebut suatu negara secara utuh. Memperoleh 100 kemenangan dalam 100 pertempuran bukanlah suatu keahlian. Namun menaklukan musuh tanpa bertempur, itu baru keahlian.”

2. Hindari kekuatan lawan dan serang kelemahannya. Sun Tzu mengarahkan kita fokus pada kelemahan kompetitor, yang bakal memaksimalkan profit karena dapat meminimalkan sumber daya yang digunakan. “Pasukan itu ibarat air. Agar bisa mengalir, dia harus menghindari tempat tinggi dan mencari tempat rendah. Makanya, hindarilah kekuatan dan seranglah kelemahan lawan,” demikianlah petuah Sun Tzu.

3. Menunggu dengan segala persiapan dan kecepatan. Menunggu bukan berarti diam seribu bahasa dan tidak berbuat apapun. Selama proses penantian, haruslah cerdik dalam menggali berbagai informasi, terutama rencana ambisius musuh. Contoh : NATO yang dibentuk setelah Perang Dunia II dengan tujuan strategis menghalangi ambisi bekas Uni Soviet dan sekutu di Eropa Timur untuk berekspansi. Yang berperan penting adalah keterampilan berdiplomasi dengan pihak yang bersangkutan

4. Mulai mengundang lawan dan menyerang musuh secara langsung. Ketika jalur diplomasi, perundingan damai, titik awal relasi yang baik benar-benar tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya, maka timbulah tanda-tanda untuk “berinteraksi” dengan musuh. Interaksi yang dimaksud cenderung berbau kekerasan, aura negatif, berpacu dalam posisi atau sebuah kekuasaan mayoritas belaka. Dalam peperangan modern, ini termasuk menyerang persenjataan dan sistem pertahanan musuh. Contoh kasus : ketika Amerika Serikat memerangi Irak tanpa pertimbangan panjang. AS mengadakan invasi dengna alasan strategi pertama gagal dilaksanakan.

5. Berperang habis-habisan. Sebagaimana yang telah ditekankan dengan tepat oleh Sun Zi, ini merupakan pilihan paling tidak diutamakan dan hanya dilakukan bila semua alternatif gagal. Pasalnya, diperlkan banyak perencanaan dalam waktu yang relatif kurang, jumlah korban terutama warga sipil yang bertambah banyak jumlahnya.

Agar tidak terjadi tindakan berperang, dibutuhkan tiga prinsip utama yang membedakan ahli perang dengna orang yang sekedar maju berperang, yaitu:

  1. menaklukkan musuh tanpa harus bertempur (fei zhan er qu di)
  2. menawan kota-kota tanpa harus menyerangnya (fei gong er ba cheng)
  3. menaklukkan negara tanpa membutuhkan waktu yang lama (fu jiu er hui guo)

Kesimpulan

Seiring dengan pertumbuhan globalisasi yang semakin luas tak terbatas, maka tak menutup kemungkinan bahwa pasar global yang berpredikat sebagai pasar bebeas juga mengalami pertempuran. Pepatah yang terkenal :"Shang chang ru zhan chang" (pasar juga merupakan media pertempuran). Sun Tzu memang sangat terkenal dengan ajaran filsafat dan pemikiran logis yang benar-benar tertata rapi dan hati-hati. Sudah jelas, bahwa Sun Tzu bukanlah aktor yang kental dalm memerankan ”peperangan”.

Tak mengherankan jika karyanya yang dahsyat dalam ”Art of War” adalah kemenangan sejati tanpa berperang. Dari argumen tersebut juga dapat disimpulkan bahwa kekuatan militer ataupun angkatan bukanlah satu-satunya penentu kemenangan tak tertandingi. Ajaran Sun Zi ini juga mengemukakan cikal bakal diplomasi, kekuatan ekonomi, terutama menjawab tantangan pasar global dan persaingan dalam perdagangan bebas yang begitu ketat.

Dikaitkan dengan kasus yang terjadi saat ini, ketika Amerika Serikat sedang gentarnya menghadapi krisis ekonomi yang berdampak global,mau tidak mau setiap negara harus berstrategi untuk menghidari perang harga yang hebat dan tak teratasi. Yang menjadi pertanyaan, apakah esensi dari strategi Sun Tzu tetap diberlakukan dan diterapkan dalam memberikan resolusi terhadap permasalahan ekonomi dunia ini?


No comments: