January 19, 2009

Business Strategy

By: Rendi Trias Zulfikar

How does military strategy transform into business strategy?

Adalah sebuah pertanyaan yang akan dijawab dalam pembahasan kali ini. Bagaimana sebuah strategi militer berubah wujud menjadi strategi bisnis padahal secara kasat mata kedua strategi tersbut memiliki perbedaan yang sangat besar. Kalau strategi militer lebih mengutamakan kemenangan atau kehancuran pada pihak lawan, sedangkan strategi bisnis lebih mengutamakan pada keuntungan yang diperoleh. Namun jika ditelusuri lebih jauh, strategi bisnis merupakan hasil dari transformasi dari strategi militer yang telah dibuat jauh sebelum strategi bisnis dibuat.

Secara garis besar, strategi militer yang pada umumnya banyak digunakan dalam peperangan, memiliki beberapa prinsip dasar yang selalu menjadi acuan dalam setiap penerapannya. Prinsip tersebut adalah :

1. Tujuan (goal) = Tujuan dari penggunaan strategi militer harus jelas dan dapat dicapai.

2. Menyerang (offense) = Kemenangan dalam sebuah peperangan memerlukan penyerangan karena bertahan hanyalah mencegah kekalahan untuk sementara waktu.

3. Kesatuan perintah (unity of command) = Pasukan haruslah dalam satu komando dengan kekuasaan dan tanggung jawab penuh.

4. Massa (mass) = Kemenangan hanya dapat dicapai oleh tentara yang mempunyai kekuatan superior.

5. Pengalokasian kekuatan secara ekonomis (economy of force) = Pengalokasian kekuatan yang paling minimum untuk daerah-daerah yang tidak terlalu penting sehingga tidak membutuhkan power yang berlebihan.

6. Manuver (manoeuver) = Kekuatan yang dimiliki harus dikelola dengna seksama dan menyeluruh agar kekuatan tersebut dapat digunakan bersama-sama pada waktu dan tempat yang tepat.

7. Kejutan (surprise) = Jika melakukan sebuah penyerangan, haruslah mengandung unsur kejutan dan memberikan serangan secara tiba-tiba sehingga pihak lawan tidak sempat untuk melakukan persiapan.

8. Keamanan (security) = Serangan yang akan dilancarkan, haruslah dijaga keamanannya agar pihak lawan tidak mengetahui rencana serangan kita.

9. Sederhana (simplicity) = Tujuan, sasaran, strategi, rencana, dan perintah haruslah dibuat secara jelas, singkat, dan sederhana agar tidak membingungkan tentara.

10. Pemeliharaan moral (maintenance of morale) = Pihak yang mempunyai kekuatan moral yang tinggi akan memilki kesempatan untuk memenangi pertempuran yang tinggi juga.

11. Administrasi (administration) = Seorang tentara haruslah dilengkapi dengan peralatan yang telah diadministrasikan dengan efisien sehingga perhatian dan sumber daya akan tersedia pada saat dibutuhkan.

Jika semua prinsip-prinsip diatas dilakukan dengan baik, maka bukan tidak mungkin seseorang akan memenangkan sebuah pertempuran. Dalam setiap peperangan, daerah dimana terjadi pertempuran merupakan hal yang terpenting untuk diketahui oleh para jenderal perang. Sun tzu mengatakan : kenali medan dan kenali cuaca maka akan mendapatkan kemenangan total.

Dalam bisnis, mengenali medan pertempuran juga merupakan hal yang sangat penting karena mengenali medan pertempuran adalah hal yang harus dipahami betul oleh para pembuat strategi. Jika medan pertempuran dalam strategi militer adalah sebuah wilayah atau daerah yang digunakan dua pihak untuk saling memberikan serangan, namun dalam strategi bisnis, medan pertempuran yang dimaksud adalah di dalam benak setiap konsumen.

Sebuah perusahaan akan saling bersaing di dalam benak konsumen dan berusaha untuk menguasai serta menempati isi pikiran konsumen dan menjejalinya dengan bayangan akan produk-produk yang dijual sehingga konsumen tersebut merasa ingin untuk mendapatkan barang tersebut sehingga secara otomatis peningkatan penjualan meningkat dan keuntungan pun diraih. Namun seiring berjalannya waktu, maka para pesaing atau kompetitor semakin bermunculan sehingga dapat mengganggu stabilitas penjualan suatu produk yang dijual. Oleh karena itu, suatu perusahaan dapat menerapkan strategi-strategi yang mirip dengan strategi militer. Strategi yang digunakan dapat berupa strategi bertahan maupun strategi menyerang.

Pada dasarnya, kedua strategi tersebut, baik strategi menyerang ataupun strategi bertahan, adalah sama sehingga sulit untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, keduanya sangat dipengaruhi oleh keadaan sekitar, kapan waktu penggunaannya, dan siapa yang menggunakan strategi tersebut. Strategi bertahan dalam strategi bisnis berbeda dengan bertahan dalam strategi militer. Bertahan disini diimplikasikan dengan maksud untuk memperkuat posisi pasar perusahaan dengan jalan mengurangi kemungkinan serangan, mengalihkan serangan ke daerah yang kurang berbahaya, memperkecil intentitasnya dan digunakan untuk menyerang pendatang baru yang mencoba masuk ke dalam posisi tersebut. Biasanya strategi ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi pemimpin pasar (market leader) di dalam suatu industri. Ries dan trout berkata bahwa dalam bertahan, penguasa pasar harus selalu waspada serta memblok setiap serangan penantang pasar yang membahayakan posisi atau wilayah kekuasaannya.

Bentuk pertahanan yang paling mendasar adalah dengan membangun benteng yang kokoh dan sulit untuk direbut di sekitar daerah kekuasaan. Dengan kata lain, strategi ini mengharuskan perusahaan untuk selalu berusaha mempertahankan posisi sebuah produk yang ada dengan memperbaiki kepuasan konsumen serta meningkatkan “attractiveness” dari suatu produk, sehingga mau tidak mau, sebuah perusahaan dituntut untuk selalu memperbaiki produk yang telah ada sebelumnya.

Bentuk pertahanan lain yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah melakukan sebuah tindakan preemptive defense, sebuah tindakan yang lebih agresif dimana perusahaan tersebut akan terlebih dahulu menyerang sebelum lawan tersebut menyerang. Sistem pertahanan ini memunculkan sebuah filosofi baru, yakni mencegah lebih baik daripada mengobati. Disini pemimpin pasar dapat melakukan pertahanan ini dengan cara melakukan serangkain inovasi-inovasi baru seperti, memperbaiki produk, meningkatkan promosi, atau menurunkan harga, sehingga strategi ini dapat mendukung strategi utama yang telah dibuat sebelumnya. Dengan menerapkan strategi ini, biasanya para pesaing-pesaing yang baru muncul akan menjadi berkurang karena ‘nyali’ untuk bersaing menciut.

Sistem pertahanan lain yang tak kalah menarik adalah strategi pertahanan serangan balik (counter-attack defense). Jika pemimpin pasar diserang secara frontal oleh para kompetitor lain dengan tujuan mencuri pangsa pasarnya, maka pemimpin pasar tidak mempunyai pilihan lain selain memberikan serangan balik yang lebih dahsyat agar memberikan efek jera dan membuat kompetitor lain berpikir dua kali sebelum melakukan serangan balik kembali. Serangan balik disini bisa dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas produknya maupun mengembangkan generasi terbaru dari suatu produk dengan menggunakan teknolgi yang lebih canggih. Dalam situasi tertentu, membiarkan pihak lawan menyerang terlebih dahulu merupakan tindakan yang cukup berbahaya, namun jika kita menyiapkan strategi serangan balik yang efektif dan efisien, bukan tidak mungkin serangan balik kita akan jauh lebih keras dan lebih powerfull sehingga musuh kita akan mengalami kerugian dua kali lebih banyak daripada yang kita alami dari serangan pertama.

Strategi pertahanan lain yang paling terakhir untuk digunakan ialah strategi menciutkan (strategic withdrawal). Strategi ini digunakan ketika suatu perusahaan tidak memiliki lagi kekuatan untuk mempertahankan barang produksinya di pasar karena barang produksinya mengalami penurunan penjualan. Selain itu perusahaan tersebut tidak memiliki inovasi atau strategi lain untuk mengangkat angka penjualan, oleh karena itu, mau tidak mau perusahaan tersebut keluar dari pasar dan beralih ke pangsa pasar lain yang masih sepi peminat dan memiliki nilai investasi yang tinggi. Langkah ini bukanlah suatu tindakan menyerah, karena prinsip strategi ini adalah menyerahkan daerah-daerah pasar yang lemah kepada lawan dan mengkonsentrasikan diri pada daerah lain yang lebih menguntungkan.

Dalam suatu industri, disamping terdapat pemimpin pasar maka urutan kedua dan seterusnya disebut sebagai penantang pasar (market challenger) terhadap posisi pemimpin pasar. Penantang pasar adalah pihal yang secara konstan mencoba memperbesar pangsa pasar mereka yang secara tidak langsung berbenturan langsung dengan wilayah kekuasaan pemimpin pasar sehingga mau tidak mau penantang pasar harus melakukan tindakan menyerang. Bukan menyerang dalam strategi militer dengan cara melempar bom atau menembakkan senjata, dalam strategi bisnis menyerang memiliki pengertian bahwa seseorang harus melakukan berbagai tindakan agar barang produksinya mampu bersaing di pasaran atau bahkan menyingkirkan kompetitor lain dari pasar yang telah lebih dahulu ada.

Pada prinsipnya, para penantang harus selalu mencari “kekuatan-kekuatan” dari penguasa pasar dan mencari kelemahan dari faktor kekuatan tersebut untuk dipakai sebagai titik serangan untuk diserang. Oleh karena itu, jika terdapat celah sekecil apapun dalam sebuah perusahaan, maka hal tersebut menjadi peluang bagi para kompetitor lain untuk menyerang.

Terdapat dua hal penting yang perlu direncanakan dengan baik oleh para penantang pasar sebelum melancarkan serangannya, yaitu :

# Menentukan lawan dan sasaran strategi

Strategi bisnis yang merupakan transformasi dari strategi militer juga harus menentukan sasaran dari setiap operasinya. Dalam hal ini, sasaran para penentang pasar adalah peningkatan pangsa pasar dengan harapan untuk menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin. Untuk mencapai sasaran yang dituju secara tidak langsung para penantang harus berhadapan dengan lawannya, lawan disini adalah para pemimpin pasar dan/atau kompetitor lain yang berada di pasar.

# Memilih strategi penyerangan

Jika dalam strategi militer penyerangan berarti merebut sesuatu, bisa berupa daerah kekuasaan ataupun kekayaan Sumber Daya Alam, yang dimiliki oleh pihak lawan, lain halnya dengan strategi bisnis. Dalam strategi bisnis, penyerangan berati melakukan tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan setinggi mungkin. Namun dalam melakukan penyerangan, sebuah perusahaan harus memastikan bahwa perusahaannya lebih superior dari pihak yang akan diserangnya.

# Penyerangan langsung (frontal attack)

Penyerang dikatakan melakukan serangan langsung (frontal) jika ia berhadapan langsung dengan pesaingnya dan berusaha memenangkan pertempuran dengan mengerahkan segala kekuatan yang dimilikinya. Prinsip strategi ini lebih menyerang pada kekuatan lawan bukan kelemahan lawan. Strategi ini juga berprinsip bahwa pihak yang mempunyai sumber-sumber daya yang kuat dan daya tahan paling besar akan memenangkan pertempuran.

Dalam bisnis, serangun langsung dapat berupa menandingi produk pesaing (membuat produk serupa dengan menambahkan karakteristik khusus atau juga membuat/ menciptakan produk yang benar-benar baru sebagai pesaing untuk mengalahkan produk kompetitor lainnya), membuat iklan promosi yang sebanding, menurunkan harga jual produk, atau bahkan mendirikan pabrik baru yang lokasinya berdekatan dengan pabrik milik kompetitor lainnya.

Agar strategi ini berjalan dengan lanccar, maka pihak yang mengunakan strategi haruslah memiliki suatu keunggulan yang lebih dari yang lainnya. Jika Sun Tzu menyatakan bahwa untuk memenangkan sebuah pertempuran, dibutuhkan perbandingan kekuatan sebesar 5:1, berbeda dengan Napoleon yang berpendapat bahwa untuk memenangkan sebuah pertempuran perbandingan kekuatan 3:1 sudah cukup untuk meraih kemenangan. Jika hal ini tidak dimiliki, maka melakukan strategi ini adalah sebuah tindakan bunuh diri.

Strategi penyerangan sisi/kesamping (flanking attack) merupakan strategi yang cukup ampuh dalam bisnis jika strategi ini diterapkan ketika pasar terbagi menjadi dua atau lebih segmen-segmen pasar dimana pemimpin pasar sangat kuat dan menguasai segmen pasar tertentu. Sedangkan penantang kurang memiliki sumber daya sebesar yang dimiliki lawan.secara umum, serangan sisi dapat diarahkan pada dua dimensi strategis, yaitu geografi dan segmen.

Yang pertama adalah serangan yang ditujukan pada daerah-daerah atau sektor-sektor pemasaran yang tidak ditangani dengan baik oleh pesaing, sedangkan yang kedua adalah dengan mengisi atau melayani segmen pasar yang selama ini belum dapat dipuaskan oleh pemimpin pasar. Serangan ini biasanya mempunyai kemungkinan berhasil lebih besar daripada serangan langsung.

Sementara, strategi penyerangan mengepung (encirclement attack) merupakan kebalikan dari serangan sisi dimana strategi ini merupakan usaha untuk menembus daerah pemasaran lawan. Strategi ini mengharuskan adanya unsur tiba-tiba dalam penyerangannya dan membutuhkan kekuatan yang sangat besar karena strategi ini menyerang di berbagai front—mulai dari bagian depan, kanan, kiri, dan belakang—sehingga lawan akan kebingungan karena harus menjaga daerah kekuasaannya dari setiap arah secara bersamaan.

Prinsip dari penyerangan ini adalah menargetkan dan menyerang secara sporadis dalam waktu yang bersamaan beberapa segmen pasar kecil yang belum dikuasai dan dikembangkan oleh pemimpin pasar. Strategi ini baik diterapkan untuk pasar yang terbagi menjadi beberapa segmen pasar/daerah yang berbeda dengan kebutuhan yang unik. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut, mau tidak mau, penantang harus memiliki dana yang besar untuk mengembangkan barang produksinya.

Strategi bisnis saat ini, kebanyakan digunakan oleh para pelaku bisnis yang rata-rata berperan sebagai pemilik suatu perusahaan. Strategi bisnis dirasa sangat diperlukan untuh meraih profit sebanyak-banyaknya dan juga untuk mengembangkan perusahaan miliknya. Namun bagaimana strategi bisnis itu dibuat dan kapan waktu yang tepat untuk menerapkan strategi bisnis tersebut adalah suatu hal yang sangat vital dalam rangka membangun suatu great company yang bisa menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Sehingga para pemilik perusahaan merasa membutuhkan seorang manager untuk membuat sebuah perencanaan yang sangat matang sehingga apa yang diinginkan oleh para owner tercapai.

Biasanya para manager akan membuat sebuah perencanaan dengan langkah pertama ialah membenahi segala sistem yang berjalan dalam suatu perusahaan mulai dari hal yang paling dasar, contohnya dalam hal proses perekrutan karyawan. Dalam proses perekrutan karyawan, seorang manager akan memfokuskan dirinya pada bagian ini karena proses perekrutan karyawan adalah rangkaian yang paling penting dalam menjalankan perusahaan ke depannya. Mengapa proses perekrutan karyawan merupakan hal penting? Karena dalam proses perekrutan karyawan, seorang manager akan melihat dan memilih siapa saja orang-orang yang berhak dan memiliki kapabilitas yang cukup untuk mengisi posisi-posisi penting dalam perusahaannya.

Bahkan seorang manager yang baik, akan menyeleksi calon karyawan yang akan diterima karena karyawan yang akan diterima tersebut, merupakan kelanjutan dari penentuan bagus atau tidaknya rentetan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dengan proses penyeleksian tersebut akan diperoleh karyawan yang terbaik. Karena jika seorang manager melakukan kesalahan sekecil apapun dalam proses perekrutan karyawan, hal tersbut akan memiliki dampak yang beruntun bahkan dapat menghancurkan bisnis sebuah perusahaan yang berujung dengan kebangkrutan perusahaan tersebut. Bahkan ada beberapa perusahaan seperti Unilever atau Microsoft yang mengadakan seleksi calon karyawan yang dikhususkan bagi lulusan dari universitas-universitas terbaik. Hal tersebut dilakukan karena mereka menginginkan karyawan yang best of the best.

Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan oleh seorang manager adalah terus melakukan inovasi. Maksudnya adalah seorang manager akan terus melakukan inovasi sehingga barang-barang hasil produksi perusahaannya akan terus bersaing di pasaran. Contohnya, ketika barang produksi yang dilemparkan ke masyarakat mulai kurang laku di pasaran, maka manager akan meneliti mengapa barangnya mulai kurang laku di pasaran, setelah diketahui peyebabnya, maka seorang manager akan mendiskusikannya dengan para staf yang dimilikinya. Dari diskusi yang telah dilakukan tersebut, maka akan didapatkan sebuah hasil keputusan yang dapat digunakan oleh manager untuk menentukan langkah selanjutnya agar masalah yang terjadi bisa diselesaikan dengan handal.

Langkah selanjutnya yang dibuat oleh seorang manager adalah merumuskan arah strategi yang ingin dicapai dalam masa depan. Seorang manager yang handal, akan selalu memiliki pandangan yang jauh ke depan, bahkan manager diharuskan untuk membuat strategi-strategi yang dibuat untuk 5-10 tahun kedepan. Sehingga dengan begitu, seorang manager akan dapat mengetahui kemana arah perusahaannya akan berjalan dengan menyesuaikan keadaan sekitar. Dengan perumusan strategi yang tepat dan adaptif, maka sebuah perusahaan akan selalu dapat bersaing dengan kompetitor lain sesuai dengan perubahan zaman. Hal tersebut menjadi sangat penting jika perusahaan tersebut tidak ingin ketinggalan kereta. Kita ambil contoh sebuah perusahaan yang bekerja di bidang properti, beralih menjadi perusahaan yang bekerja di bidang pariwisata karena terkena dampak krisis ekonomi global. Langkah yang dibuat oleh manager perusahaan tersebut merupakan strategi yang dirasa tepat dan telah dipikirkan secara matang karena dari sisi lain, manager tersebut melihat peluang yang terdapat di bidang pariwisata dalam beberapa tahun ke depan.

Strategi lain yang diterapkan oleh seorang manager dalam membangun sebuah perusahaan yang maju adalah memiliki jajaran manajemen yang memiliki kredibilitas yang baik. Hal ini bermakna bahwa keberhasilan sebuah perusahaan amat ditentukan oleh sejauh mana mutu dan kapabilitas jajaran manajemennya, terutama yang berada pada top level management. Dari sejarah kita menyaksikan begitu banyak kisah keberhasilan perusahaan lantaran dikelola oleh para eksekutif bisnis yang visioner, mumpuni dan kapabel. Sebaliknya pula, kita amat kerap menyaksikan perusahaan yang terpelanting jatuh dan pingsan lantaran dikelola oleh para petinggi bisnis yang mutunya pas-pasan. Bahkan seorang Bill Gates pernah berkata bahwa : silakan ambil 25 eksekutif kunci dengan talenta unggul dari perusahaan kami, dan dalam waktu tak berapa lama Microsoft akan langsung roboh. Bill Gates mengatakan hal demikian karena mengingat pentingnya jajaran manajemen dalam sebuah perusahaan.

Pada akhirnya, faktor yang dianggap paling penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan adalah sejauh mana perusahaan atau seorang manager itu mampu mengimplementasikan strategi yang telah dirancangnya. Disinilah, kekompakan dari segenap jajaran manajemen, dukungan sistem organisasi yang solid, serta kerja keras dari semua karyawan menjadi kata kunci agar strategi bisnis benar-benar dapat diaplikasikan secara nyata. Eksekusi strategi yang jitu dengan kata lain, akan menentukan nasib sebuah perusahaan : apakah ia layak dicatat dalam sejarah, atau sekedar hadir sebagai penggembira untuk kemudian lenyap ditelan angin.

Setelah beberapa penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa strategi bisnis merupakan hasil transformasi dari strategi militer yang membedakan hanya asumsi dasar dari pemahaman kedua strategi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari beberapa persamaan antara strategi militer dan strategi bisnis. Persamaan tersebut berupa perubahan dalam memahami tujuan, fungsi, prosedur, bahasa, dan pelatihan dari kedua strategi tersebut. Dalam strategi militer, tujuan dari pelaksanaan perang adalah ingin mendapatkan daerah kekuasaan (territory) lebih luas, ataupun untuk menjaga kedaulatan daerah kekuasaannya. Namun dalam strategi bisnis, para pelaku bisnis seperti perusahaan, bertujuan untuk mendapatkan pangsa pasar (konsumen) sebanyak mungkin, sehingga keuntungan (profit) yang didapatkan juga bertambah.

Selain itu, perubahan yang terjadi dari strategi militer ke strategi bisnis adalah mengenai fungsi dari kedua strategi tersebut. Dalam strategi militer, untuk menjalankan operasinya, militer membuat struktur organisasi berdasarkan fungsi-fungsi seperti, divisi personel, divisi intelijen, divisi operasi, dan divisi logistik. Sedangkan dalam strategi bisnis, para pelaku bisnis juga melakukan hal yang sama, para pelaku bisnis juga membagi divisi-divisi militer tersebut berdasarkan fungsinya, seperti divisi administrasi dan sumber daya manusia, divisi riset dan pengembangan, divisi operasi produksi dan pemasaran, dan divisi keuangan.

Begitu juga dengan prosedur pelaksanaan dalam kedua strategi tersebut. Baik strategi militer maupun strategi bisnis, sama-sama membuat standardisasi prosedur operasional yang berlaku di lapangan—lapangan strategi militer adalah medan perang, sedangkan lapangan strategi bisnis adalah pasar—sehingga para pemikir strategis dapat membuat langkah-langkah yang selanjutnya dan memberikan komando yang berlaku bagi semua divisi.

Disini dapat dilihat bahwa strategi militer juga mengalami transformasi dalam bagian bahasa. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata seperti lapangan dalam strategi militer berupa medan perang, berubah menjadi pasar dalam strategi bisnis. Force dalam strategi militer berubah menjadi sales dalam strategi bisnis. Perubahan ini disebabkan oleh faktor keadaan, baik keadaan lingkungan ataupun keadaan waktu.

Baik bisnis maupun militer, sama-sama menggunakan pusat-pusat pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan, kemampuan, dan pengetahuan para karyawan dan tentaranya. Program kemampuan-kemapuan khusus yang dikembangkan oleh Honda Motors Inc. sejajar dengan program yang dikembangkan di sekolah-sekolah militer, seperti Akademi Militer di Magelang, Yogyakarta.

Persamaan lain dari kedua strategi terbut adalah baik para manajer bisnis dan perwira militer mempunyai kesamaan dalam hal-hal yang ingin dicapai dengan berperang. Manajer bisnis ingin selalu meningkatkan pangsa pasar mereka dengan cara merebut pangsa pasar yang belum mereka kuasai. Setelah itu, mereka akan selalu menjaga pangsa pasar tersebut dengan cara berperang untuk tujuan mengalahkan/menahan para pesaing dengan menerapkan strategi yang telah ada sehingga para konsumen atau pelanggan akan tetap mengingat serta loyal terhadap barang produknya. Sedangkan perwira militer ingin selalu memenangkan peperangan untuk mendapatkan simpati orang banyak namun juga untuk memperluas daerah kekuasaannya. Contohnya adalah penyerang Israel ke Palestina (Hamas) di jalur Gaza.

Dengan persamaan-persamaan tersebut maka strategi militer dibuat atas dasar pemahaman kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakter fisik medan perang, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati territorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahanyang mungkin terjadi. Sedangkan dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan suatu arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang di pilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Oleh karena itu, strategi bisnis hanya dapat berguna jika strategi tersebut dibuat oleh orang yang tepat dan digunakan pada saat yang tepat pula.


No comments: